Pada video dijelaskan bahwa steviosida ini dianalisis menggunakan hplc.
Berdasarkan jurnal: https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/jurnal_biologi_indonesia/article/download/3809/3137
Pada jurnal tersebut juga menyatakan bahwa Kadar steviosida ditentukan menggunakan hplc. Pertanyaan saya mengapa metode yang digunakan adalah hplc? Berapa Kadar steviosida yang aman untuk dikonsumsi dalam sehari?
HPLC dipilih sebagai metode untuk menentukan kadar steviosida karena HPLC memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen-komponen dalam suatu campuran secara efisien dan akurat. HPLC juga dapat digunakan untuk mengukur kadar senyawa aktif seperti steviosida dengan sensitivitas yang tinggi.
Kadar steviosida yang aman untuk dikonsumsi dalam sehari bervariasi tergantung pada individu dan kondisi kesehatan mereka. Namun, umumnya disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 4 miligram steviosida per kilogram berat badan per hari.
pada jurnal disebutkan bahwa kandungan reb A memiliki tingkat kemanisan tinggi dan rasa mendekati gula tebu. sementara berdasarkan jurnal yang saya temukan https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/MOMENTUM/article/viewFile/654/770, dikatakan bahwa gula stevia mempunyai tingkat kemanisan 200-300 kali kemanisan dari pemanis yang berasal dari tebu. pertanyaannya mengapa terjadi perbedaan tingkat kemanisan gula yang berasal dari stevia pada kedua jurnal? apakah kandungan dan generasi stevia bisa menjadi penyabab terjadinya perbedaan tingkat kemanisan pada masing-masing tumbuhan stevia?
Ya, benar bahwa gula stevia memiliki tingkat kemanisan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis yang berasal dari tebu. Perbedaan tingkat kemanisan pada masing-masing tumbuhan stevia sebenarnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kandungan senyawa yang disebut sebagai steviol glikosida. Kandungan senyawa ini bisa bervariasi tergantung pada jenis dan generasi stevia yang dipakai.
Selain itu, faktor lain seperti metode pengolahan dan penggunaan daun stevia juga dapat mempengaruhi tingkat kemanisannya. Beberapa teknik pengolahan yang berbeda dapat menghasilkan kandungan steviol glikosida yang berbeda pada produk akhir. Namun demikian, kandungan steviol glikosida pada gula stevia biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis lainnya, sehingga hasil akhirnya menjadi lebih manis.
Pada video disebutkan bahwa klon stevia generasi lama umumnya memiliki kandungan steviosida tinggi dan reb A rendah, namun sebaliknya pada klon generasi baru.
Berdasarkan jurnal: https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/jurnal_biologi_indonesia/article/view/3809
Diketahui bahwa kadar metabolit sekunder glikosida steviol pada stevia dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain genotipe tanaman dan lingkungan tumbuhnya. Yang ingin saya tanyakan ialah bagaimana cara untuk meminimalisir perbedaan kadar kandungan glikosida steviol pada stevia tersebut?
Untuk meminimalisir perbedaan kadar kandungan glikosida steviol pada stevia, beberapa faktor bisa diperhatikan, diantaranya:
Memilih bibit atau benih yang berkualitas dan unggul untuk ditanam Memberikan perawatan tanaman yang tepat dan konsisten, seperti penyiraman dan pemupukan Memastikan faktor lingkungan seperti pencahayaan, suhu, dan kelembaban udara terjaga dengan baik Menjaga kondisi tanah agar tetap subur dengan pemupukan yang tepat Melakukan pengendalian hama dan penyakit yang tepat dan teratur. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan dapat meminimalisir perbedaan kadar kandungan glikosida steviol pada stevia.
Pada video dijelaskan bahwa steviosida ini dianalisis menggunakan hplc.
BalasHapusBerdasarkan jurnal: https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/jurnal_biologi_indonesia/article/download/3809/3137
Pada jurnal tersebut juga menyatakan bahwa Kadar steviosida ditentukan menggunakan hplc. Pertanyaan saya mengapa metode yang digunakan adalah hplc? Berapa Kadar steviosida yang aman untuk dikonsumsi dalam sehari?
HPLC dipilih sebagai metode untuk menentukan kadar steviosida karena HPLC memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen-komponen dalam suatu campuran secara efisien dan akurat. HPLC juga dapat digunakan untuk mengukur kadar senyawa aktif seperti steviosida dengan sensitivitas yang tinggi.
HapusKadar steviosida yang aman untuk dikonsumsi dalam sehari bervariasi tergantung pada individu dan kondisi kesehatan mereka. Namun, umumnya disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 4 miligram steviosida per kilogram berat badan per hari.
pada jurnal disebutkan bahwa kandungan reb A memiliki tingkat kemanisan tinggi dan rasa mendekati gula tebu.
BalasHapussementara berdasarkan jurnal yang saya temukan https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/MOMENTUM/article/viewFile/654/770, dikatakan bahwa gula stevia mempunyai tingkat kemanisan 200-300 kali kemanisan dari pemanis yang berasal dari tebu. pertanyaannya mengapa terjadi perbedaan tingkat kemanisan gula yang berasal dari stevia pada kedua jurnal? apakah kandungan dan generasi stevia bisa menjadi penyabab terjadinya perbedaan tingkat kemanisan pada masing-masing tumbuhan stevia?
Ya, benar bahwa gula stevia memiliki tingkat kemanisan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis yang berasal dari tebu. Perbedaan tingkat kemanisan pada masing-masing tumbuhan stevia sebenarnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kandungan senyawa yang disebut sebagai steviol glikosida. Kandungan senyawa ini bisa bervariasi tergantung pada jenis dan generasi stevia yang dipakai.
HapusSelain itu, faktor lain seperti metode pengolahan dan penggunaan daun stevia juga dapat mempengaruhi tingkat kemanisannya. Beberapa teknik pengolahan yang berbeda dapat menghasilkan kandungan steviol glikosida yang berbeda pada produk akhir. Namun demikian, kandungan steviol glikosida pada gula stevia biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis lainnya, sehingga hasil akhirnya menjadi lebih manis.
Pada video disebutkan bahwa klon stevia generasi lama umumnya memiliki kandungan steviosida tinggi dan reb A rendah, namun sebaliknya pada klon generasi baru.
BalasHapusBerdasarkan jurnal: https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/jurnal_biologi_indonesia/article/view/3809
Diketahui bahwa kadar metabolit sekunder glikosida steviol pada stevia dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain genotipe tanaman dan lingkungan tumbuhnya. Yang ingin saya tanyakan ialah bagaimana cara untuk meminimalisir perbedaan kadar kandungan glikosida steviol pada stevia tersebut?
Untuk meminimalisir perbedaan kadar kandungan glikosida steviol pada stevia, beberapa faktor bisa diperhatikan, diantaranya:
HapusMemilih bibit atau benih yang berkualitas dan unggul untuk ditanam
Memberikan perawatan tanaman yang tepat dan konsisten, seperti penyiraman dan pemupukan
Memastikan faktor lingkungan seperti pencahayaan, suhu, dan kelembaban udara terjaga dengan baik
Menjaga kondisi tanah agar tetap subur dengan pemupukan yang tepat
Melakukan pengendalian hama dan penyakit yang tepat dan teratur.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan dapat meminimalisir perbedaan kadar kandungan glikosida steviol pada stevia.